broken image
broken image
broken image

Dunia Si Ferdot

  • Headline
  • About Me
  • My Books
  • My Blog
  • My Gallery
  • Contact Me
  • …  
    • Headline
    • About Me
    • My Books
    • My Blog
    • My Gallery
    • Contact Me
    broken image
    broken image
    broken image

    Dunia Si Ferdot

    • Headline
    • About Me
    • My Books
    • My Blog
    • My Gallery
    • Contact Me
    • …  
      • Headline
      • About Me
      • My Books
      • My Blog
      • My Gallery
      • Contact Me
      broken image

      Ponsel Cerdas dan Kesepian

      · Renungan

      Kini ponsel semakin cerdas. Selain guna berkomunikasi, banyak fungsi lainnya yang sudah diambil alih oleh sebatang telepon. Bisa untuk mengatur interaksi dengan benda lain, mengorganisasi jadwal, serta menggunakan banyak aplikasi yang semakin terspesialiasi untuk kegunaan tertentu. Semakin cerdas ponsel, idealnya pengaturan dan penggunaan bisa maksimal. Sayangnya, dari seluruh fitur yang ditawarkan, paling banter nggak sampe 50% digunakan. Padahal pengguna ponsel cerdas itu kini di tahun 2022 jumlahnya 84% dari total seluruh pengguna ponsel. Harga ponsel cerdas juga relatif tidak murah. Orang memiliki ponsel cerdas bukan lagi semata fungsional, tetapi juga gengsi atau prestise. Semakin mahal, pikirnya semakin jarang yang punya. Padahal dengan segala kemudahan, jaman gini orang bisa memiliki apa saja yang ia mau meski harus ngutang sekalipun.

      Hal yang membetot adalah paradoks manusia dengan memiliki ponsel cerdas. Di satu sisi dengan fitur maksimal, orang menjadi bisa mengakses apa saja yang diinginkan di ponsel cerdas untuk mendapat informasi, pengetahuan hingga kemampuan untuk melakukan banyak hal. Akan tetapi di sisi lain, orang membatasi diri untuk semakin tidak bisa dihubungi, tidak ingin diganggu dan kalau bisa hanya untuk hal yang penting saja. Tidak ada centang biru, clear chat, ogah ikut grup, males bikin status, hanya menjadi pengamat saja. 

      Akan tetapi paradoks itu berkembang menjadi ironi. Beli benda yang relatif termahal dengan fungsi berkomunikasi dan bersosialisasi, malah jadi tidak komunikatif dan asosial. Mengapa? Pertama, bisa jadi orang tidak pernah merasa nyaman dengan bentuk komunikasi virtual Mereka terbiasa runtang runtung kumpal kumpul secara fisik dengan orang-orang yang dikenal. Perubahan zaman dan juga pandemi memaksa penggunakan teknologi dalam berkomunikasi dipercepat hingga 5 tahun mundur. Kalo nggak ada Corona, idelanya jum-juman itu baru ada setelah tahun 2025. Kedua, mereka yang sudah paruh baya tidak nyaman dengan komunikasi semacam itu, dan generasi yang jauh lebih mudah justru malah tidak akrab dengan komunikasi secara fisik. Blokir orang jauh lebih enteng karena nggak pernah ketemu muka sebelumnya. Ketiga, perubahan pola komunikasi semacam itu menunjukkan bahwa turunnya partisipasi tidaklah berbanding lurus dengan antusiasme di dalam berkomunikasi secara sepihak. Buktinya, dari 2 likes, pasti ada lebih dari 10 yang views. Perasaan kepo masih tetap ada. Tapi mau berekspresi aja males. Takut didebat? Takut konflik? Takut nggak bisa manage ekspektasi? sepertinya demikian.  

      Jadi punya ponsel cerdas tidak selalu membuktikan yang bersangkutan mau secara sosial berkomunikasi dengan baik. Bisa jadi malah makin nyaman di dalam tempurung. Mengamati orang lain, tapi ogah diamati. Menikmati kesepian dalam teknologi itu sungguh mengasyikkan. Sampai tetiba telepon rusak, atau orangnya mati. kalau dah gitu, siapa yang tau? mau bilang apa? Entah. Paling cuma kirim pesan, "turut berdukacita yaa". Kemudian posting berantai pemakaman tanpa pernah datang. Dapet likes lagi, selesai. 

       

      Subscribe
      Previous
      Antara Mistik dan Klenik
      Next
      Bermimpi? Cukup Tarik Selimut
       Return to site
      strikingly iconPowered by Strikingly
      Cookie Use
      We use cookies to improve browsing experience, security, and data collection. By accepting, you agree to the use of cookies for advertising and analytics. You can change your cookie settings at any time. Learn More
      Accept all
      Settings
      Decline All
      Cookie Settings
      Necessary Cookies
      These cookies enable core functionality such as security, network management, and accessibility. These cookies can’t be switched off.
      Analytics Cookies
      These cookies help us better understand how visitors interact with our website and help us discover errors.
      Preferences Cookies
      These cookies allow the website to remember choices you've made to provide enhanced functionality and personalization.
      Save