Pertanyaan yang sering diajukan berkaitan dengan tosan aji atau pusaka adalah apakah benda semacam itu ada isinya? Bagaimana dengan tuah dan hal yang tak terlihat lainnya? Mungkinkah ada makhluk lain yang menunggui dan sebagainya? Tentu saja yang harus dibedakan disini adalah antara soal mistik dengan klenik. Keduanya adalah konsep yang sama sekali berbeda tetapi kerap dicampur aduk satu sama lain. Mistik adalah pengalaman spiritual atau rohani yang dialami secara personal. Mistik bersifat subyektif karena setiap orang akan mengalaminya secara berbeda. Agama pun juga mengajarkan mistik dalam arti penggalian spiritual lewat doa, puasa, serta beragam cara untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Pengalaman-pengalaman yang didapat sama halnya dengan bagaimana mendapatkan sebah benda pusaka sebagai simbol perwujudan diri, pencapaian batin dan juga refleksi terhadap proses kehidupan. Itulah sebabnya, di dalam konteks mistik tosan aji bukan barang yang disembah tetapi dihormati sebagai sebuah representasi upaya dan proses yang berlangsung. Misalnya saja, keris yang digunakan untuk pernikahan adalah simbol kesiapan menuju fase hidup selanjutnya. maka alangkah elok jika keris tersebut adalah sebuah pusaka dan bukan benda hiasan aluminium yang disewa bersama dengan busana pengantin.
Lain halnya dengan klenik, dimana selalu ada mitos dan tahyul yang menyertai. Awalnya, mitos digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang belum bisa dicerna oleh nalar, semisal bagaimana menerangkan gerhana matahari dengan cara yang mudah dan non ilmiah. Akan tetapi mitos dan tahyul yang berkembang sering berisi kepentingan yang tanpa disadari oleh para penerimanya baik bersifat ekonomis maupun politik. Contoh ada keris yang konon berisi naga? Jika itu bagian dari mistik atau pengalaman spiritual, maka daya tangkap terhadap energi bilah tersebut pastinya akan memiliki persepsi yang berbeda. Jika ada yang mengatakan isinya kambing sekalipun, siapa yang dapat membuktikannya? Terlebih hal semacam itu yang awalnya bersifat subyektif namun dibuat seolah obyektif dengan tujuan untuk memberi kesan tertentu. Jika masuk dalam ranah jual beli atau transaksi, maka sudah jelasnya tujuan tersebut.
Oleh karena itu, pertanyaan tentang isi benda pusaka dapat dijawab dengan jelas. Adakah isinya? Ada. isinya energi hasil tempa, doa sang pembuat dan harapan si pemilik. Apakah ada tuahnya? Tergantung keyakinan si pemilik. Apakah ada makhluk lain? Tidak ada. Jika ada yang percaya berisi entitas tertentu, dasarnya adalah cerita yang sulit untuk dibuktikan keberadaannya begitu saja. Jadi membedakan antara pengalaman mistik dengan klenik, mitos atau tahyul merupakan hal yang harus dipahami terlebih dahulu dalam melihat tosan aji atau benda pusaka. Mengapa? sebab disitulah fungsinya nalar. Akal bekerja untuk membuktikan semaksimal mungkin, melampaui "konon katanya" atau "dengar-dengar sih begitu". Itulah sebabnya cerita isapan jempol selalu bermula dari orang lain. Menyaksikan sendiri? Lain lagi ceritanya.