broken image
broken image
broken image

Dunia Si Ferdot

  • Headline
  • About Me
  • My Books
  • My Blog
  • My Gallery
  • Contact Me
  • …  
    • Headline
    • About Me
    • My Books
    • My Blog
    • My Gallery
    • Contact Me
    broken image
    broken image
    broken image

    Dunia Si Ferdot

    • Headline
    • About Me
    • My Books
    • My Blog
    • My Gallery
    • Contact Me
    • …  
      • Headline
      • About Me
      • My Books
      • My Blog
      • My Gallery
      • Contact Me
      broken image
      • Headline
      • About Me
      • My Books
      • My Blog
      • My Gallery
      • Contact Me
      • Powered By
        Strikingly

        Masalahnya, Apakah Kita Benar-benar Punya Waktu?

        January 27, 2022 · Renungan

        Kalau ditanya, semua orang berusaha menepati waktu. Entah saat berjanji, atau saat melakukan pekerjaan. Akan tetapi sangat sedikit yang kemudian bisa menepati waktu. Itu pun belum tentu diimbangi oleh kualitas janji atau pekerjaan. Datang atau selesai bisa saja on time, tetapi hasilnya tetap berantakan.

        Maka kalau dipahami sebenarnya ada orang yang bisa menjadi sangat terburu-buru dalam mengerjakan banyak hal. Banyak maunya. Satu langkah kecil untuk memulai bakal dianggap tidak cukup. Semua ingin diborong. Kalau bisa, untung atau sukses dalam sekejap. Sehabis itu bisa leha-leha. Pertanyaannya adalah, apa iya orang pernah dalam kondisi semacam itu? Tentunya tak lebih dari mental juara tiga, yang merasa sudah beruntung bisa naik podium. Juara dua sudah pasti kecewa sebab mimpinya berada di tempat pertama. Juara satu lebih pusing, sebab harus bisa mempertahankan prestasi kemudian. Eksekusi boleh banyak, tapi jarang yang tuntas.

        Ada juga orang yang berlagak tenang, tapi sebenarnya panik alias Sindrom Bebek. Layaknya bebek berenang terlihat santai, tapi kakinya mengayuh cepat. Bisa jadi tampilan selow-selow macam di pantai, tapi kita tidak pernah tau kalo dia jungkir balik cari duit. bayar tunggakan, cicilan, tagihan, sekolah anak, biaya rumah sakit, istri melahirkan lagi, atau pengen punya mobil balap impian. Oleh karena banyak yang ingin dikerjakan, tetapi nggak selesai juga. Eksekusi pontang-panting, hasil minimal.

        Ada lagi yang Tidsoptimist alias terlalu santai. Seolah punya banyak waktu. datang telat, mengerjakan apapun juga terlambat. Tidak ada yang pernah benar-benar selesai di dalam hidupnya. Semua bisa jadi angan tapi secara perlahan kemudian menghilang. Hidup seolah tanpa beban, padahal yang nanggung beban bisa jadi orang lain. Mereka pula yang harus nyebokin si tidsoptimist karena menyisakan banyak hal yang tak kunjung tuntas. Ide boleh banyak, tapi eksekusi minimal.

        Jadi masalahnya, apa benar kita benar-benar punya waktu?

        Subscribe
        Previous
        Menjadi Amatir atau Profesional?
        Next
        Teman Beracun, Hidup Beracun
         Return to site
        strikingly iconPowered by Strikingly
        Cookie Use
        We use cookies to improve browsing experience, security, and data collection. By accepting, you agree to the use of cookies for advertising and analytics. You can change your cookie settings at any time. Learn More
        Accept all
        Settings
        Decline All
        Cookie Settings
        Necessary Cookies
        These cookies enable core functionality such as security, network management, and accessibility. These cookies can’t be switched off.
        Analytics Cookies
        These cookies help us better understand how visitors interact with our website and help us discover errors.
        Preferences Cookies
        These cookies allow the website to remember choices you've made to provide enhanced functionality and personalization.
        Save