broken image
broken image
broken image

Dunia Si Ferdot

  • Headline
  • About Me
  • My Books
  • My Blog
  • My Gallery
  • Contact Me
  • …  
    • Headline
    • About Me
    • My Books
    • My Blog
    • My Gallery
    • Contact Me
broken image
broken image
broken image

Dunia Si Ferdot

  • Headline
  • About Me
  • My Books
  • My Blog
  • My Gallery
  • Contact Me
  • …  
    • Headline
    • About Me
    • My Books
    • My Blog
    • My Gallery
    • Contact Me
broken image

Gagal Itu Biasa

· Renungan

Kegagalan itu biasa dalam hidup, tapi kenapa banyak banget yang tidak berhasil? Kenapa setiap yang diinginkan tidak bisa selalu didapat? Pertama, bisa jadi orang tidak cukup ngotot dan keras kepala untuk mendapatkan sesuatu. Kalau pun ngeyel, tetap selalu mengulang cara yang sama padahal udah jelas nggak bakal bisa. Artinya, orang bisa cerdas untuk mencari jalan, tetapi bodoh dengan terjebak di dalam situasi yang tidak menguntungkan.

Kedua, bisa jadi pula tidak cukup teguh memegang prinsip. Selalu bersikap reaktif dengan memberi respon kepasa semua kejadian. Ada anjing menggonggong di pinggir jalan, dilempari batu. Saking sibuknya melempar maka tidak pernah bisa sampai ke tujuan. Padahal dengan memegang prinsip, maka akan atau prioritas mana yang didahulukan. Ngapain juga mengurusi sesuatu yang tidak jelas juntrungannya kan?

Ketiga, orang gagal sibuk mencari pembenaran tanpa menganalisis lebih dalam. Mengatakan tidak berhasil karena minim dukungan, sisten tidak berfungsi, orang lain sirik, atau bahkan dunia tidak berpihak. Setiap langkah yang mandeg langsung dianggap sebagai kegagalan tanpa pernah mau belajar akan penyebabnya. Menyalahkan dunia luar memang lebih mudah, sehingga ada kecenderungan menganggap diri sebagai korban keadaan. 

Keempat, tidak memanfaatkan kegagalan sebagai pembelajaran. Begitu gagal, langsung balik badan. Mengatakan bahwa dirinya lebih berharga daripada menjalani proses yang dianggap tidak seberapa. Jika situasinya terus berulang, maka tidak heran bahwa ego dan gengsi sebesar bus kota karatan itu akan menghalangi perspektifnya terhadap bagaimana cara belajar dari kegagalan. 

Kelima, gagal karena tidak ada disiplin, tidak pede dan ujungnya bersikap fatalistik. Tidak disiplin karena ogah mengikuti proses secara konsisten, tidak pede karena merasa tidak sanggup menjalani dan bersikap fatalistik lantaran merasa ini semua sudah takdir. Kalo sudah menjalani sedemikian rupa dan tidak berhasil, maka berarti bukan jodohnya. Terus ngapain aja dan buat apa selama ini? Berarti perencanaan di awal tidak bagus dan tidak konsisten.

Jadi, biasakan dengan kegagalan. Sebab meski tidak semua hal di luar sana bisa dikontrol, tetapi yang bisa dikontrol adalah kebahagiaan dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Kalau nggak mau gagal, ya diam aja di pojokan melihat orang lain sudah berhasil dengan melewati kegagalan. Gampang. 

 

Subscribe
Previous
Bermimpi? Cukup Tarik Selimut
Next
Gratis Itu Mahal, Bayar Pula.
 Return to site
strikingly iconPowered by Strikingly
Cookie Use
We use cookies to improve browsing experience, security, and data collection. By accepting, you agree to the use of cookies for advertising and analytics. You can change your cookie settings at any time. Learn More
Accept all
Settings
Decline All
Cookie Settings
Necessary Cookies
These cookies enable core functionality such as security, network management, and accessibility. These cookies can’t be switched off.
Analytics Cookies
These cookies help us better understand how visitors interact with our website and help us discover errors.
Preferences Cookies
These cookies allow the website to remember choices you've made to provide enhanced functionality and personalization.
Save