broken image
broken image
broken image

Dunia Si Ferdot

  • Headline
  • About Me
  • My Books
  • My Blog
  • My Gallery
  • Contact Me
  • …  
    • Headline
    • About Me
    • My Books
    • My Blog
    • My Gallery
    • Contact Me
    broken image
    broken image
    broken image

    Dunia Si Ferdot

    • Headline
    • About Me
    • My Books
    • My Blog
    • My Gallery
    • Contact Me
    • …  
      • Headline
      • About Me
      • My Books
      • My Blog
      • My Gallery
      • Contact Me
      broken image

      Garis Tipis Percaya Diri

      · Renungan

      Manusia selalu berkutat dengan rasa percaya diri. Rasa tersebut dibutuhkan untuk menghadapi banyak hal di dalam hidupnya. Bagaimana jika tidak percaya diri? Minder pasti. Tidak akan mampu melakukan perubahan sekecil apapun. Tidak akan bisa bergerak lebih dari yang ada sekarang. Seperti halnya orang lain, jelas menginginkan sesuatu bahkan banyak hal. Akan tetapi dengan tidak ada percaya diri, sudah pasti keinginan apapun akan sulit diraih. Bagaimana bisa meraih angan jika bergerak saja sulit dilakukan? Ujungnya ya pasrah begitu saja. Menjalani segalanya dengan ukuran normal, dalam arti tidak melakukan apapun.

      Maka percaya diri adalah garis tipis yang membedakan ketika seseorang bukan saja punya keinginan kuat, tetapi mau dan mampu melakukan perubahan. Bagaimana mewujudkan cita, tentunya setiap orang punya cara masing-masing. Akan tetapi percaya diri adalah modal awal yang dilakukan dengan prasyarat umum yakni tidak mempedulikan omongan orang lain. Publik bisa saja mencela bahkan menghina. Akan tetapi kritik tinggal kritik. Semua harus dilakukan hingga sampai orang lain terbaik dua antara yang menyukai dan yang membenci. Suka karena melihat ada perubahan drastis hingga menghasilkan sesuatu, benci karena tidak mampu membuat hal yang serupa. Inget kan, sirik tanda tak mampu?

      Akan tetapi garis tipis terluar dari rasa percaya diri juga membedakan antara pede dengan overpede. Percaya diri yang berlebihan adalah menyanggupi segala hal tanpa bersikap realistis. Apapun diiyain aja dulu, yang penting hayuk ho oh. Perkara bisa dieksekusi belakangan aja. Sikap semacam ini secara kontradiktif adalah menutup rasa minder, bukan menghilangkannya. Minder karena selama hidup nyaris tidak pernah ada yang bisa dilakukan secara berhasil. Selama hidup tidak ada pencapaian yang pasti. Selama hidup, prestasi bisa dihitung dengan jari berbanding terbalik dengan upaya yang sudah sekian banyak dilakukan. Rasa minder ini pelan-pelan juga membunuh. Sama hal dengan dengan tidak percaya diri, maka overpede juga dapat menjadi destruktif. Jika minder menyalahkan diri sendiri, rasa percaya diri berlebihan akan menyalahkan orang lain jika gagal. Mengapa? Percaya diri menandakan penting untuk diri sendiri, kelewat percaya diri berasa penting untuk orang lain.

      Oleh karena itu, ketahuilah garis tipis yang ada di dalam diri sendiri dan juga orang lain.  HIndari selagi bisa. Sebab percaya diri juga jelas punya batas.

      Subscribe
      Previous
      Siap Menang, Siap Nyerah
      Next
      Pilih Kerja atau Bisnis?
       Return to site
      strikingly iconPowered by Strikingly
      Cookie Use
      We use cookies to improve browsing experience, security, and data collection. By accepting, you agree to the use of cookies for advertising and analytics. You can change your cookie settings at any time. Learn More
      Accept all
      Settings
      Decline All
      Cookie Settings
      Necessary Cookies
      These cookies enable core functionality such as security, network management, and accessibility. These cookies can’t be switched off.
      Analytics Cookies
      These cookies help us better understand how visitors interact with our website and help us discover errors.
      Preferences Cookies
      These cookies allow the website to remember choices you've made to provide enhanced functionality and personalization.
      Save