broken image
broken image
broken image

Dunia Si Ferdot

  • Headline
  • About Me
  • My Books
  • My Blog
  • My Gallery
  • Contact Me
  • …  
    • Headline
    • About Me
    • My Books
    • My Blog
    • My Gallery
    • Contact Me
    broken image
    broken image
    broken image

    Dunia Si Ferdot

    • Headline
    • About Me
    • My Books
    • My Blog
    • My Gallery
    • Contact Me
    • …  
      • Headline
      • About Me
      • My Books
      • My Blog
      • My Gallery
      • Contact Me
      broken image

      Tiga Jalan Membuat Hidup Kandas

      · Renungan

      Berusaha dan berhasil adalah impian semua orang. Akan tetapi banyak juga yang sudah mati-matian mengerjakan sesuatu tetapi gagal juga. Terlalu ngotot menempuh satu jalan dan tidak melihat bagaimana alternatif lain. Ibarat keledai, jatuh ke lubang yang sama. Jika sudah demikian, maka kegagalan menjadi teman akrab, bahkan ditambah tiga jalan lain yang menjadikannya sebagai saudara dekat.

      Pertama, selalu mengeluh tentang semua hal. Mulai dari yang kecil hingga besar, mulai dari sendirian hingga di depan orang lain. Bicara tentang apa yang sudah dilakukan tetapi tidak satu pun menuai hasil. Bagaimana tidak, selama prinsip "lebih baik sepuluh burung di pohon, daripada satu di tangan" dipegang erat ya nggak bakal kemana-mana. Mengeluh padahal selalu oportunis. Setiap ada kesempatan disikat, ada yang lebih besar lagi maka yang kecil ditinggal. Padahal merawat kesempatan adalah merawat diri, relasi, peluang dan menjadi pintuk bagi sesuatu yang lebih besar, mengeluh adalah untuk mereka yang tidak sabar, mau cepat berhasil tanpa menginginkan proses.

      Kedua, kalau sudah mengeluh dan mulai tampak gagal maka cara yang terindah adalah menyalahkan orang lain. Di luar sana semua tidak memihakmu. orang lain tidak kooperatif, orang lain mau membuatmu susah, orang lain tidak peduli, bahkan dunia sendiri masa bodo. Padahal masalah tetap ada di diri sendiri. Cari kambing hitam itu gampang, tapi paling sulit adalah mau berkaca dan melihat kekurangan apa saja yang harus diperbaiki. Pada tahap ini, banyak yang tidak sadar diri bahwa kritik atau evaluasi adalah cara bagus untuk sebuah perbaikan ketimbang egoisme, besar kepala, merasa bisa namun mentok juga.

      Ketiga, jika sudah merasa besar sendirian maka orang cenderung tidak mampu bersyukur. Dengan bersyukur sebenarnya orang diingatkan bahwa jalan masih panjang dan tiada tuntas selagi masih bernafas. Dengan bersyukur orang bisa merasa bebas untuk dapat melihat sejauh mana pencapaian yang sudah dan belum dilakukan, ketimbang ngedumel muter-muter di lubang yang sama. Emang susah kalo tabiat jadi keledai kan?

      Sulitnya, menjadi gagal adalah kebiasaan yang masih dipelihara hingga hidup tetap kandas. Lengkap sudah penderitaan itu. Terus kapan mau bertumbuh kembang? Kembangnya aja mau, tumbuhnya males. udah gitu, bukan kewajiban semua orang untuk mengingatkan apalagi membantu. Selamatlah kalau begitu. 

      Subscribe
      Previous
      Ngeheknya Kelas Menengah Kita
      Next
      Hidup Yang Biasa-biasa Saja, Tak Layak Dipertaruhkan
       Return to site
      strikingly iconPowered by Strikingly
      Cookie Use
      We use cookies to improve browsing experience, security, and data collection. By accepting, you agree to the use of cookies for advertising and analytics. You can change your cookie settings at any time. Learn More
      Accept all
      Settings
      Decline All
      Cookie Settings
      Necessary Cookies
      These cookies enable core functionality such as security, network management, and accessibility. These cookies can’t be switched off.
      Analytics Cookies
      These cookies help us better understand how visitors interact with our website and help us discover errors.
      Preferences Cookies
      These cookies allow the website to remember choices you've made to provide enhanced functionality and personalization.
      Save