broken image
broken image
broken image

Dunia Si Ferdot

  • Headline
  • About Me
  • My Books
  • My Blog
  • My Gallery
  • Contact Me
  • …  
    • Headline
    • About Me
    • My Books
    • My Blog
    • My Gallery
    • Contact Me
    broken image
    broken image
    broken image

    Dunia Si Ferdot

    • Headline
    • About Me
    • My Books
    • My Blog
    • My Gallery
    • Contact Me
    • …  
      • Headline
      • About Me
      • My Books
      • My Blog
      • My Gallery
      • Contact Me
      broken image

      Sombong Itu Perlu

      · Renungan

      "Ah, sombong amat sih lu" atau "Belagu bener sih sekarang, kemana aja" itu adalah ekspresi unik orang Endonesah terhadap temen, kawan, saudara atau yang dikenalnya jika yang dituju itu -jujur aja- lebih kelihatan maju, ada perubahan, lebih keren, lebih segala macem, ketimbang dirinya. Sebenarnya seperti pengakuan tidak langsung. Tapi dasar masyarakat tertutup yang sulit berekspresi, maka kata sombong itulah yang digunakan. Insight-nya jelas, "Kok lu nggak menyapa gue" atau "Kenapa lu diem aja". Jadi ngarep pengen dilibatkan juga di dalam interaksi sosial yang memang semakin menyisihkan di antara ruang dan waktu terbatas itu.

      Jadi kata sombong dalam konteks itu merupakan indikasi atau ukuran orang berkaitan dengan atribut bahkan pencapaian personal. Tentunya dengan satu syarat, bahwa sombongnya punya isi. Ukuran bahwa ada pencapaian yang didapat memiliki refleksi berupa opini orang yang tidak dapat dikontrol. Selama tidak merugikan orang lain, terus bergerak terus berbuat ya jangan pusing mikirin itu. Bodo amatlah. Akan tetapi beda kalo sombongnya kosong. Udah nggak bisa apa-apa, tengil, emang beneran belagu, merasa bisa, tapi semuanya nol. Itu baru the real sombong people. Sebab sombong yang begini adalah tanda ketidakamanan diri. Takut disepelekan padahal emang receh. Nah, jangan terkecoh dengan tidak bisa membedakan kedua macem sombong itu.

      Maka perlukah sombong? Setiap orang punya jalan masing-masing. lainnya cuma bisa menatap, entah kasihan atau iri. Biarkan saja. Lebih baik bersapa terbuka "Hei, apakabar? baik-baik saja kan?" daripada minta perhatian kemudian ngecap sombong. Emangnya situ siapa? Jangan-jangan more sombonger dan the real sombong dibandingkan temenlu.   

       

       

      Subscribe
      Previous
      Ya Gitu Deh Nggak Bangetlah
      Next
      Keris Bali Itu Berbeda [part 1]
       Return to site
      strikingly iconPowered by Strikingly
      Cookie Use
      We use cookies to improve browsing experience, security, and data collection. By accepting, you agree to the use of cookies for advertising and analytics. You can change your cookie settings at any time. Learn More
      Accept all
      Settings
      Decline All
      Cookie Settings
      Necessary Cookies
      These cookies enable core functionality such as security, network management, and accessibility. These cookies can’t be switched off.
      Analytics Cookies
      These cookies help us better understand how visitors interact with our website and help us discover errors.
      Preferences Cookies
      These cookies allow the website to remember choices you've made to provide enhanced functionality and personalization.
      Save