Menulis populer itu sulit. Ketika di dalam ruang-ruang akademik, banyak orang mampu menulis ilmiah; pake catatan kaki, kutap kutip bacaan sana sini, 80% pendapat orang lain dan jadilah makalah. Ketika diminta berpindah ke ruang bisnis atau industri, masih jarang yang mampu menulis meski topiknya masih sama seperti laporan riset. Bikin alur bahasan yang benar-benar mengalir, sajian fakta dan pengayaan data, belum lagi analisis silang serta presentasi yang menarik. Biasanya macet gegara tampilan kaku, macem lap mobil kelamaan dijemur. Nah, apalagi ketika berpindah untuk menulis bahasan serius dalam bahasa populer seperti budaya, sejarah, politik atau filsafat. Bisa megap-megap. Itu pun belum diminta bikin karya sastra seperti novel atau roman. Apalagi konten kreatif seperti iklan, promosi dan sejenisnya.
Kemudian cobalah dibalik kembali, seperti dari menulis kreatif kemudian beralih ke sastra, berpindah ke sejarah atau filsafat, masuk ke tulisan dalam konteks bisnis atau industri dan akhirnya penulisan ilmiah. Mengapa sulit? Kata kunci yang terlihat di situ adalah berpindah atau shifting. Mengolah kemampuan berpindah itulah yang harus didasari oleh tiga hal. Pertama, kreativitas dan imajinasi. Ini berlaku bukan saja penulisan populer tetapi semua bentuk penulisan. Banyak orang punya segudang konsep, tapi begitu ditulis jadi nggak enak dibaca. Udah nggak jelas juntrungannya, berputar-putar dan cuma comot opini atau teori orang. Kedua, pengalaman adalah penting. Darimana mau memulai kalau tidak mencoba? Tulisan yang asyik di bidang apapun adalah jelas tidak menggurui, tidak berasa paling pintar, dan juga tidak berlebihan. Contoh saja kalo bikin laporan bisnis, pasti yang terbaik adalah lengkap, tajam tapi tidak berasa sotoy dalam analisis. Ketiga dan yang paling penting, tanggalkan dulu ego segede bus malam antar kota yang karatan itu. Sebab berpindah adalah kemampuan yang harus bisa dilakukan dengan luwes, cepat dan mau belajar apapun. ketiga, menulislah apa yang dipahami dan bukan sekedar bahas ini itu asal menarik. Ngerti kagak, baca doang, tapi kulit-kulitnya aja nggak dapet.
Jadi menulis populer itu beneran sulit, tapi bukan tidak mungkin dilakukan. Siapa saja yang merasa bisa menulis harus berani mencoba. Sebab semua orang punya ide. Tinggal perkara untuk menulis sebagai permulaan. Ide yang menggantung, hanya jadi opini. Sementara opini paling banter cuma jadi komentar tertulis di grup ngoceh. Terus mau gitu cuma dengerin pendapat orang lain? Dikumpulin buat bayar tagihan aja juga nggak bisa.