Dalam aktivitas sehari-sehari, biasanya orang berusaha sesibuk mungkin. Ceritanya harus fokus. Kalo bisa, malah multitasking alias mampu mengerjakan beberapa hal sekaligus. Saking sibuknya, banyak juga yang berlagak sibuk. Itu mah beda. Tapi dengan kesibukan yang ada, maka orang cenderung menghindar dari kegiatan melamun. Alasannya bakal kontraproduktif, nggak fokus, atau malah terjerumus mengkhayal jorok. Ntar dosa. Padahal kan enak juga ya?
Melamun atau mind wandering, sebenarnya adalah aktivitas yang normal dan menyehatkan. Sebuah pusat riset di Amerika Serikat melaporkan bahwa sebelum pandemi ada 60% orang dewasa yang merasa terlalu sibuk untuk menikmati hidup. Bahkan 52% di antaranya biasa multitasking seperti mengerjakan dua hal sekaligus. Itu aja sebelum wabah. Gimana pada saat ini? Bisa jadi angkanya lebih besar karena kesbukan yang tidak berubah tapi ruang dan waktunya bergeser. Kalo dulunya ada variasi dari kantor ke rumah pulang pergi, kemarin sempat di rumah melulu; ngadepin laptop sementara anggota keluarganya pada jejeritan. Tambah puyeng jadinya.
Awalnya melamun dianggap cuma sekedar melepas diri dari kesibukan semacam itu. Padahal ada beberapa keuntungan jika meluangkan waktu untuk sejenak lepas dari sibukan, atau di dalam kesibukan itu masih sempat untuk melamun. Pertama, melamun adalah aktivitas psikis yang cukup efektif untuk menghilangkan efek kesibukan yakni rasa jenuh. Nggak usah jauh-jauh liburan ke luar negeri pada saat begini, cukup bayangin aja bisa kesana kemari. Jenuh timbul karena rutinitas yang sudah terlau monoton atau beban kerja yang semakin berat, padahal masih banyak yang harus diselesaikan. Melamun menjadi solusi tanpa harus pergi jauh melepas pekerjaan atau mengubah banyal hal.
Kedua, melamun adalah aktivitas kreatif yang bisa memicu ide atau gagasan baru selama dilakukan. Akan ada temuan, inovasi atau skema alternatif yang bisa dibayangkan dan diterapkan. jadi melamun nggak cuma asal pikiran mengembara, tetapi bisa pula punya hasil akhir yang konstruktif dalam imajinasi yang spontan diciptakan. Jadi melamun itu imajinatif. Mau kemana kek nggak masalah. Meski spontan, akar melamun biasanya juga beranjak dari pengalaman, ingatan dan kenangan yang ada. Dengan demikian, pengembangannya bisa menjadi alternatif baru dari apa yang sudah dihasilkan selama ini.
Ketiga, kebiasaan melamun semacam itu juga mendorong problem solving dan juga membaca situasi dengan lebih luas. Orang tidak terpaku kepada sesuatu yang bersifat prosedural dan nyata di depan mata, tetapi bisa memberi solusi dari ketenangan pikir yang diperoleh gegara melamun. Respons atau tanggapan dari pikiran dan mental menjadi menyegarkan ingatan sehingga aktivitas selanjutkan bakal lebih dinamis dan bebas dari kejenuhan.
Akan tetapi melamun juga punya sisi buruk. Pertama, jika imajinasi yang dihasilkan kemudian hanya sekedar menjadi fantasi berlebihan tanpa keinginan untuk mewujudkannya. Mind wandering berubah menjadi day dreaming. Kerja asal-asalan, lebih banyak mimpi siang bolong pengen ini itu. Padahal tantangan dari imajinasi adalah sejauh mana orang mau menjadikannya sebagai sebuah kenyataan. Kejarlah jika memang demikian. Masa' tutup bantal ambil selimut doang?
Kedua, mind wandering sangat ditentukan oleh mood atau perasaan orang yang melakukan. Kalo lagi jelek, bukan tidak mungkin pengembaraan pikiran menjadi negatif,kontraproduktif bahkan destruktif bagi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, suasana hati juga harus jadi pertimbangan ketika orang sudah mulai merasa jenuh dan butuh eskapisme berupa pengembaraan pikiran. Sebab kalo dilakukan, ujungnya malah tambah nggak hepi ntar.
Ketiga, aktivitas mind wandering yang sekedar dilakukan sebagai sebuah pelarian tanpa tujuan punya risiko menjadi kagak mikir alias mindlesness. Efeknya sudah pasti beragam seperti salah persepsi, gagal fokus, stress berkepanjangan, cuped, kagak ngarti prioritas, burn out atau kelelahan, nggak bahagia dan malah jadi tidak produktif. Relasi dengan orang lain pun juga bisa terganggu.
Makanya biar sehat ngelamun tuh yang bener, jangan mimpi siang bolong apalagi pake yang jorok-jorok. Repot ntar ngebersihinnya.