1. Sukses itu sementara, gagal bisa permanen.
2. Orang yang sukses hanya bisa cerita tanpa pernah jadi contoh, sebab sukses itu subyektif dan relatif. Tidak ada entitas yang murni dan sama dalam setiap narasi kesuksesan.
3. Jangan pernah percaya motivasi positif untuk mendorong sukses, sebab itu hanya penghiburan. Mendorong orang menjadi sukses hanya butuh tiga kalimat: emangnya situ bisa? Kalo bisa, terus apa? Kalo dah dapet atau sanggup, apa kelanjutanya?
4. Itulah sebabnya motivasi positif berupa kata-kata manis hanya menghibur sekaligus jualan. Nggak ada yang mau membantu, atau minimal menantang seperti ketiga kalimat itu.
5. Jadi motivasi yang baik adalah tantangan terus menerus untuk bisa lebih baik, mendapatkan, menguasai dan mempertahankan sebuah kesuksesan. Oleh karena sementara, maka gagal bisa saja terjadi.
6. Jika gagal, maka itu adalah soal perspektif. Mau pulih dan lebih baik, atau cukup puas jadi contoh bagi yang lain agar tidak ditiru.
7. Maka gagal bisa permanen jika berlagak rendah hati, sok otentik, menjadi sederhana yang tidak lebih dari gimmick untuk menutupi kegagalan.
8. Itu sama seperti anjuran berhemat dan menabung. Konsekuensinya orang hanya peduli kepada apa yang didapat dan bukan pada apa yang dihabiskan. Padahal nggak ada gunanya sama sekali.
9. Menghabiskan sesuatu yang bisa dibeli oleh uang, tentu saja harus punya daya guna. Sebab jika tidak hanya akan jadi pamer dan bisa pusing kepala lantaran defisit. Menghabiskan sesuatu yang tidak bisa dibeli oleh uang, sudah pasti harus berhasil guna. Sebab waktu adalah kesempatan yang terus berjalan.
10. Maka sukses adalah kombinasi antara pemberdayaan kemampuan, kesempatan dan juga proyeksi yang diminta terus menerus berkesinambungan. Gagal adalah istirahat, memikir ulang dan mengalih segala kombinasi yang dimiliki. Jika merasa nggak perlu mendengarkan orang lain, apa iya sanggup mendengarkan diri sendiri?